Senin, 12 November 2012






/24/
Dia salah satu yang aku panjatkan dalam doa. Semoga Tuhan mengizinkan. Amin
/23/
Momen pernikahan dan momen kelahiran sang anak tentu menjadi saat-saat yang bahagia bagi mempelai dan keluarga mempelai, serta bagi keluarga si bayi. Namun, disadari atau tidak, ternyata tidak semua menanggapi positif terhadap kedua momen itu. Sebagai resiko dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan bermasyarakat, ada saja celoteh sumbing dari warga sekitar (tetangga). Misalnya "Walah kokyo bareng-bareng, mbokyo le rabi ki rodo sesuk, mbokyo mesakke tanggane ben ambegan sik". Itu ungkapan tetangga dalam bahasa Jawa. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih "Walah/ aduh kok berbarengan (waktunya), kalau bisa nikahnya besok-besok saja, kasihan tetangganya biar bisa bernafas dahulu". Jika anda paham tentang konteks, maka anda paham yang saya maksud.