Ketika orang tua kita berbincang dengan rekan sejawat, teman, sahabat atau siapa pun terkadang memperbincangkan kita sebagai anaknya. Mereka saling berlomba membanggakan tentang kita (anak). Kemudian saya berpikir, seandainya sampai detik ini saya belum bisa menjadi kebanggan bagi mereka, setidaknya saya tidak ingin mengecewakan mereka.
Selasa, 11 Desember 2012
/27/
/26/
Tentang pemikiran orang di pedesaan (di daerah saya):
Aku: "Pak kok putrine mboten diken neruske kuliah?" *secara ekonomi bapak tersebut mampu
Bapak x: "Walah mas, wong wedok sekolah dhuwur nggo ngopo? Sesuk sekolah dhuwur nek wes dadi yo mung dipek uwong"
Saya rasa tidak sesederhana itu, Banyak yang bisa didapatkan dari kuliah. Selain ilmu, kedewasaan berpikir, teman dan koneksi jg bisa didapatkan yang kedepannya bs menjadi rekan kerja. Dan yang paling penting, sebagai anak wanita lulusan perguruan tinggi tentu nilai tawar/ jual (derajat) nya lebih tinggi jika dibandingkan dengan tidak kuliah. Hal itu berarti, calon suami dan calon mantu yg bisa didapatkan juga akan lebih berkelas..
Tentang pemikiran orang di pedesaan (di daerah saya):
Aku: "Pak kok putrine mboten diken neruske kuliah?" *secara ekonomi bapak tersebut mampu
Bapak x: "Walah mas, wong wedok sekolah dhuwur nggo ngopo? Sesuk sekolah dhuwur nek wes dadi yo mung dipek uwong"
Saya rasa tidak sesederhana itu, Banyak yang bisa didapatkan dari kuliah. Selain ilmu, kedewasaan berpikir, teman dan koneksi jg bisa didapatkan yang kedepannya bs menjadi rekan kerja. Dan yang paling penting, sebagai anak wanita lulusan perguruan tinggi tentu nilai tawar/ jual (derajat) nya lebih tinggi jika dibandingkan dengan tidak kuliah. Hal itu berarti, calon suami dan calon mantu yg bisa didapatkan juga akan lebih berkelas..
Rabu, 05 Desember 2012
Anda terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk mendampingi anak Anda belajar, mengerjakan PR, atau mempersiapkan diri untuk ujian? atau Anda sudah tidak bisa memahami materi pelajaran sekolah anak Anda yang terus berkembang? Jangan biarkan anak Anda belajar sendiri tanpa pendamping. Untuk itu, saya menawarkan diri untuk mendampingi proses belajar Anak anda secara private dari berbagai jenjang, mulai dari SD-SMP-SMA/ SMK. Data diri dan pengalaman saya bekerja bisa dilihat sebagai berikut. Jika Anda mempercayakan proses belajar anak Anda kepada saya, langsung hubungi saja via sms atau telepon.
*Maaf sementara hanya melayani untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan hanya lingkup daerah Kab. Bantul, Kab. Sleman, dan Kota Madya Yogyakarta. Info lebih lanjut bisa ditanyakan melalui sms atau telpon.
DATA PRIBADI
Nama : Rahmat Hidayat,S.Pd.
Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta, 18 Mei 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur :
23 tahun
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Alamat Asal : Kedaton Rt 06, Kel. Pleret, Kec.
Pleret, Kab. Bantul. DIY
e-mail : seorangrahmat@gmail.com
Telepon : 085729414410
IPK : 3,48
RIWAYAT PENDIDIKAN
1.
Saat ini sedang menempuh
pendidikan jenjang S2 dengan mengambil program studi Linguistik Terapan di
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
2.
2007 - 2012 :
S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY
3.
2004 – 2007 :
SMA N 2 Banguntapan, Bantul, DIY
4.
2004 - 2001 :
SLTP N 1 Banguntapan, Bantul, DIY
5.
2001 – 1995 :
SD N 2 Putren 2, Pleret, Bantul, DIY
PENDIDIKAN FORMAL LAIN
1.
(Desember-Juni) 2012 : Kependidikan dengan Kewenangan Tambahan Pendidikan
Bahasa Jawa di Fakultas Bahasa dan Seni, UNY. (Merupakan program dari Dinas
Pendidikan)
PENDIDIKAN NONFORMAL
1.
Kursus Microsoft Office di UNY tahun 2012
2.
Kursus desain grafis di UNY tahun 2012
PENGALAMAN BEKERJA
1. Bekerja sebagai pembuat soal-soal latihan SMP dengan sistem outsourcing dI GeSchool (jejaring sosial edukasi online)
2. Saat ini masih aktif bekerja sebagai dosen di STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta
1. Bekerja sebagai pembuat soal-soal latihan SMP dengan sistem outsourcing dI GeSchool (jejaring sosial edukasi online)
2. Saat ini masih aktif bekerja sebagai dosen di STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta
Minggu, 02 Desember 2012
/25/
RINGKASAN
MATERI
FUNGSI
BAHASA INDONESIA SECARA UMUM
oleh:
Rahmat Hidayat, S.Pd.
A. Pengertian
Bahasa
Bahasa adalah
suatu sistem lambang berupa bunyi ya ng arbriter dan konvensional. Lambang
tersebut berupa bunyi ujar yang melambangkan sesuatu yang disebut makan atau
konsep. Disebut sistem karena bersifat sistemik dan sitematik. Bersifat
sistematik karena bahasa mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku. Bahasa juga
bersifat sistemik karena bahasa itu sendiri merupakan suatu sistem atau
subsitem-subsistem. Misalnya terdiri dari subsistem seperti fonem, morfem,
kata, frasa, klausa, kalimat, maupun wacana. Sementara itu, disebut arbriter
karena bahasa bersifat semena-mena. Meski demikian, bahasa juga bersifat
konvensional yang berarti merupakan kesepakatan
penutur atau masyarakatnya.
Bahasa
pada hakikatnya berupa ujaran. Bentuk-bentuk perwujudan lain seperti
rambu-rambu, sandi, bunyi kentongan, tepukan tangan, dan tulisan pada
hakikatnya tidak dapat disebut bahasa. Yang disebutkan tersebut adalah
perwujudan lain dari bahasa. Bahasa tulis (tulisan) tidak dapat digolongkan
pada bahasa dalam arti yang sebenarnya, melainkan hanya perwujudan lain dari
bahasa yang sebenarnya dengan menggunakan media huruf. Bunyi ujar (bahasa
lisan) itulah yang disebut dengan bahasa dalam arti yang sebenarnya.
B. Fungsi
Bahasa
Fungsi bahasa secara umum adalah
sebagai alat komunikasi dan interaksi. Namun, para ahli memiliki rumusan
masing-masing mengenai fungsi bahasa secara khusus.
Fungsi bahasa menurut Jakobson
(dalam Soeparno, 2002: ) dibagi menjadi 6:
1. Fungsi
Emotif
Fungsi Bahasa untuk mengungkapkan
perasaan gembira, kesal, sedih, dan sebagainya.
2. Fungsi
Referensial
Fungsi bahasa untuk membicarakan
suatu permasalahan dengan topik tertentu.
3. Fungsi
Puitik
Fungsi bahasa untuk menyampaikan
amanat atau pesan.
4. Fungsi
Fatik
Fungsi bahasa hanya untuk sekadar
melakukan kontak atau menyapa orang lain.
5. Fungsi
Metalingual
Fungsi bahasa untuk membicarakan
masalah/ tentang bahasa tertentu.
6. Fungsi
Konatif
Fungsi bahasa yang bertumpu pada
lawan tutur, misalnya agar lawan tutur bersikap atau berbuat sesuatu.
Fungsi bahasa menurut Halliday
(dalam Rahardi, 2009: 6) dibagi menjadi enam:
1. Fungsi
Instrumental
Yaitu bahasa dapat digunakan untuk
melayani lingkungannya.
Contoh: Bahasa seorang costumerservice pada saat melayani
pelanggan.
2. Fungsi
Regulasi
Yaitu bahasa dapat digunakan untuk
mengawasi atau mengendalikan peristiwa tertentu (orang-orang sebagai anggota
masyarakat).
Contoh: Perintah, himbauan
3. Fungsi
Representasional
Yaitu fungsi bahasa untuk
menyampaikan pernyataan, fakta, pengetahuan, menjelaskan peristiwa, melaporkan
sesuatu, dan hal lain yang bersifat untuk menggambarkan atau mempresentasikan
sesuatu.
Contoh: Hari ini cuaca sangat
panas.
4. Fungsi
interaksional
Yaitu fungsi bahasa sebagai alat
interaksi dan komunikasi.
Contoh: Untuk diskusi, berbincang
5. Fungsi
Personal
Yaitu bahasa dapat digunakan untuk
menyatakan maksud-maksud presonal/ pribadi.
Contoh: menyatakan emosi, menyatakan
perasaan
6. Fungsi
Heuristik
Yaitu Bahasa berkaitan erat dengan
kegunaan bahasa untuk mempelajari pengetahuan, mencari ilmu, mengembangkan
teknologi, dan menyampaikan rumusan-rumusan yang bersifat pernyataan.
Contoh: Bahasa dalam skripsi
C. Variasai
Bahasa
Variasai bahasa
adalah keanekaragaman bahasa yang disebabkan oleh faktor tertentu. Menurut Seoparno
(2002: 71) ada tujuh variasi bahasa.
1. Variasi
Kronologis
Variasi ini
disebabkan oleh faktor keurutan waktu atau masa. Perbedaan pemakaian bahasa
telah mengakibatkan perbedaan wujud pemakaina bahasa. Wujud nyata pemakaian
bahasanya disebut kronolek.
Contoh:
Bahasa Jawa kuno/ kawi – Bahasa Jawa Tengahan (pada masa akhir majapahit) –
Bahasa Jawa baru (pada masa sekarang)
2. Variasi
Geografis
Variasi ini disebabkan oleh
perbedaan geografis atau faktor regional. Wujud varietasnya disebut dialek.
Contoh:
Bahasa Jawa Banyumas – Bahasa Jawa Yogyakarta – Bahasa Jawa Surabaya.
3. Variasi
Sosial
Variasi ini disebabkan oleh
perbedaan sosiologis. Realisasi variasi ini disebut sosiolek. Beberapa macam sosiolek antara lain sebagai berikut.
a. Akrolek
Variasi bahasa yang dianggap lebih
tinggi atau bergengsi dibandingkan dengan variasi bahasa yang lain.
Contoh: Bahasa bagongan kraton,
bahasa dialek jakarta
b. Basilek
Realisasi bahasa yang dianggap
kurang bergengsi ata bahkan rendah.
Contoh: Bahasa Jawa krama ndesa
c. Vulgar
Realisasi bahasa yang ciri-cirinya
menunjukkan pemakain bahasa oleh penutur yang kurang terpelajar.
d. Slang
Wujud atau realisasi bahasa yang
bersifat khusus dan rahasia. Bersifat rahasia berarti tidak boleh orang lain
mengerti. Bahkan selalu berubah secara temporal untuk menjaga kerahasiaan.
e. Kolokial
Realisasi bahasa yang merupakan
percakapan sehari-hari atau situasi tidak resmi.
f. Jargon
Wujud variasi bahasa yang
pemakaiannya terbatas pada kelompok tertentu (sulit/ tidak bisa dimengerti
kelompok lain).
Contoh: Bahasa tukang batu, bahasa
montir.
g. Argot
Wujud wariasi bahasa yang
pemakaiaanya terbatas pada profesi-profesi tertentu yang bersifat rahasia.
Contoh: Bahasa pencopet
h. Ken
(cant)
Wujud variasi bahasa yang dipakai
oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu yang dibuat memelas.
Contoh: Pengemis
4. Variasi
Fungsional
Variasi ini
disebabkan oleh perbedaan fungsi pemakaian bahasa. Wujud variasi bahasi ini
disebut fungsiolek. Pemakaian bahasa
dalam dengan pokok bahasa tertentu dalam linguisti disebut register.
Contoh: Bahasa untuk khotbah,
bahasa tukang jual obat, bahasa warta berita.
5. Variasi
Gaya/ Style
Variasi ini
disebakan oleh perbedaan gaya. Gaya adalah cara berbahasa seseorang dalam
perpomansinya secara terencana maupun tidak, baik secara lisan maupun tertulis.
Mario Pei (dalam Soeparno, 2002: 74) mengemukakan adanya lima gaya bahasa yaitu
(1) gaya puisi, (2) gaya prosa, (3) gaya ujaran baku, (4) gaya kolokial, (5)
gaya vulgar dan slang. Sementara itu, Martin Joos (dalam Soeparno, 2002: 74)
membedakan lima macam gaya berdasarkan tingkat kebakuan.
a. Gaya
Frozen
Gaya ini disebut gaya beku karena
pembentukannya tidak pernah berumah dari masa ke masa dan oleh penutur
siapapun.
Contoh: Bahasa pada doa, kitab
b. Gaya
Formal
Gaya ini juga disebut gaya baku.
Pola dan kaidahnya sudah ditetapkan dan pemakaiannya pada situasi resmi.
Contoh: Gaya bahasa pada dunia
pendidikan, perkantoran
c. Gaya
Konsultatif
Gaya ini disebut juga gaya setengah
resmi, biasa digunakan pada kalangan bisnis.
d. Gaya
Kasual
Gaya ini disebut juga gaya informal
atau santai.
e. Gaya
Intim
Gaya ini disebut juga gaya akrab
karena biasa dipergunakan oleh penutur yang hubungannya sudah sangat akrab.
6. Variasi
Kultural
Variasi ini
disebabkan oleh perbedaan budaya masyarakat pemakaiannya. Suatu bahasa yang
dipergunakan oleh penutur asli atau penutur pribumi kadang-kadang mengalami
perubahan dengan masuknya budaya lain.
7. Variasi
Individual
Variasi ini
disebabkan oleh perbedaan perorangan individu penuturnya. Variasi bahasa ini
disebut idiolek.
Selain variasi bahasa di atas, Chaer, Abdul dan Leonie Agustina (2004:
72) menambahkan variasi bahasa dari segi sarana, yaitu ragam lisan dan ragam
tulis.
Sumber:
Chaer,
Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahardi,
Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Soeparno.
2002. Dasar-dasar Linguistik Umum.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Langganan:
Postingan (Atom)