Kamis, 16 Januari 2014

/69/

"GALATAMA" : Kompetisi, Hiburan, Media Silaturahmi, dan Judi

Anda pernah mendengar istilah "galatama"? Mungkin para pecinta sepakbola sangat akrab dengan istilah ini. Galatama merupakan liga persepakbolaan level tertinggi di Indonesia pada tahun 1990an. Namun bukan itu, galatama yang saya maksud adalah sebuah istilah yang digunakan para mancing mania untuk berkompetisi dalam memancing ikan pada sebuah kolah buatan.

Galatama merupakan sebuah ajang kompetisi memancing pada kolam buatan. Banyak jenis "aturan permainan" pada galatama, di antaranya galatama ikan maskot dan kiloan. Secara umum, aturan main galatama adala sebagai berikut.
1. peserta iuran, Rp 13.000, dengan rincian Rp 10.000 untuk iuran beli ikan dan hadiah pemenang, dan Rp 3.000 untuk sewa kolam.
2. Setelah jumlah peserta minimal terpenuhi, dilakukan undian untuk menentukan pada lapak nomor berapa si pemancing menempati tempat untuk memancing.
3. Setelah itu, pemancing memancing bebas dengan durasi waktu 90 menit.
4. Aturan lebih detail, "duri pandan" pada kail harus dihilangkan; pemancing boleh menggunakan umpan apa saja kecuali yang dilarang (yang dilarang biasanya adalah daging ayam giling, daging kucing, daging tikus, kepiting,  darah, dll.); ikan yang dihitung adalah ikan yang memakan umpan saja, ikan yang diperoleh karena kail terkait dibadannya tidak masuk hitungan.
5. Setelah 90 menit, pada sistem maskot, pemancing yang mendapatkan maskotlah yang menjadi pemenang, maskot biasanya berupa ikan yang paling besar, pada ekor diikatkan sebuah pita sebagai penanda.
6. Setelah 90 menit, pada sistem kiloan, pemancing yang mendapatkan jumlah pancingan terberatlah yang menang.
7. Ada pula sistam kiloan dengan maskot. Setelah 90 menit, hasil pancingan ditimbang, jika mendapat maskot maka maskot tersebut sebagai tambahan poin, pemancing dengan poin tertinggilah yang menjadi pemenang.
8. Nantinya, si pemenang pulang tidak membawa ikan hasil pancingan, melainkan membawa uang. Sebagai contoh, pada awal ia iuran Rp 13.000 dan ketika pulang dia bisa membawa uang Rp 70.000 jika mendapat juara I.
9. Umumnya, juara terdiri dari juara 1,2,3 dan 4 dengan jumlah hadiah uang yang berbeda sesuai tingkatan.
10. Peserta yang tidak juara hanya pulang dengan tangan kosong.
11. Praktik ini dilakukan tiap malam hari, per malam bisa 2-4 sesi bermain (per sesi 90 menit).
12. Secara umum aturan mainnya seperti itu, namun bisa jadi di temapt satu dengan tempat yang lain berbeda aturan sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing.

Galatama menjamur di daerah pedesaan. Peserta galatama pun dari berbagai kalangan. Namun, mayoritas didominasi kalangan dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Mayoritas di antara mereka adalah petani, peternak, buruh, dan pekerja kasar/ serabutan. Tentu bukan sebuah kebetulan mengapa kalangan tersebut mendominasi "permainan" ini. Pertama, galatama mereka jadikan sebagai sebuah hiburan dikala mereka penat dengan kesulitan hidup dan segala tuntutan kehidupan. Kedua, galatama mereka jadikan sebagai ajang kompetesi dengan gengsi sesama peserta, sang juara lah yang dianggap mempunyai teknik memancing paling baik, maka tidak heran jika umpan yang mereka gunakan terkesan aneh-aneh dan saling merahasiakannya. Pada bagian ini, jiwa kompetisi, inovasi, dan kreativitas membuat umpan dan teknik memancing sangat berperan. Ketiga, galatama mereka jadikan sebagai media "adu keberuntungan", ketika pendapatan keseharian tidak mampu menutup kebutuhan, galatama menjadi lahan harapan untuk mengadu nasib. Tentu dengan harapan ketika mereka juara, hasilnya dapat digunakan untuk menambah penghasilan. Meski pun kenyataannya, jika dikalkulasi, mereka lebih sering kalah dan merugi.

Sisi potif dan negatif galatama

Sesuatu dapat dinilai positif dan negatif tentu harus berdasar dari sudut pandang mana sesuatu tersebut dinilai. Namun saya berpendapat bahwa galatama tetap mempunyai sisi positif.
Pertama, ajang ini menjadi media para mancing mania untuk menyalurkan hasrat mencari ikan sehingga tidak melakukan strum dan potas yang merusak lingkungan. Kedua, ajang ini menjadi tempat yang relatif aman dibanding dengan memancing di sungai atau di laut. Ketiga, ajang ini bisa menjadi media untuk menjalin silaturahmi dan kekeluargaan antar sesama. Keempat, Ajang ini menjadi sebuah media hiburan untuk menghindarkan diri dari stres akibat tuntutan hidup, menghindarkan diri dari hiburan yang lebih negatif seperti pesta miras, "madon", dan hal lain yang jamak dilakukan kalangan menengah ke bawah. Kelima, ajang ini menjadi sumber pendapatan bagi pengelola kolam, dan warga sekitar yang menjadi juru parkir dan berjualan rokok minuman, Keenam, ajang ini sekaligus menjadi ajang ronda yang mampu berkontribusi terhadap keamanan lingkungan.

Lalu dimana sisi negatifnya? Ajang ini menjadi negatif karena lebih mengarah ke perjudian dibanding dengan sebuah ajang memancing. Bagaimana tidak, orang memancing yang seharusnya pulang membawa ikan namun dalam galatama justru pelungan membawa uang yang berlipat dari iuaran semula atau bahkan tidak membawa uang sama sekali. Di sudut dunia mana pun, dalam ajaran agama apapun, perjudian merupakan sesuatu yang ilegal. Namun, perjudian ini tetap masih masuk akal, masih bisa dinalar dan peserta masih dapat berusaha untuk mememangkan permainan dan menjadi juara. Peserta  harus berpikir inovatif dan kreatif dalam membuat umpan serta harus meningkatkan teknik memancing agar mampu merebut juara. Peserta juga harus memiliki bekal ilmu memancing, mengetahui karakteristik ikan, dan air. Artinya, dalam praktik ini tetap ada usaha dan upaya untuk menjadi yang terbaik dan pulang membawa uang. Bandingkan dengan judi lain seperti togel misalnya, togel sama sekali tidak masuk akal, tidak bisa diprediksi secara logis maupun ilmiah, hanya judi yang berupa pembodohan semata.

Begitulah kiranya, galatama dianggap positif maupun negatif akan sangat subjektif. Hal itu tergantung berdasar pada sudut pandang mana kita menilai. Sekian dari saya, hal ini bukan bermaksud menggurui, menilai, atau menghakimi bahwa galatama baik atau buruk. Tulisan ini hanya berupa deskripsi sederhana tentang geliat masyarakat sekitar. Bagi saya, fenomena ini menarik untuk dituliskan. Salam mancing mania!