/23/
Momen
pernikahan dan momen kelahiran sang anak tentu menjadi saat-saat yang
bahagia bagi mempelai dan keluarga mempelai, serta bagi keluarga si
bayi. Namun, disadari atau tidak, ternyata tidak semua menanggapi
positif terhadap kedua momen itu. Sebagai resiko dari hakikat manusia
sebagai makhluk sosial dan bermasyarakat, ada saja celoteh sumbing dari
warga sekitar (tetangga). Misalnya "Walah kokyo bareng-bareng, mbokyo le
rabi ki rodo sesuk, mbokyo mesakke tanggane ben ambegan sik". Itu
ungkapan tetangga dalam bahasa Jawa. Jika diartikan dalam bahasa
Indonesia kurang lebih "Walah/ aduh kok berbarengan (waktunya), kalau
bisa nikahnya besok-besok saja, kasihan tetangganya biar bisa bernafas
dahulu". Jika anda paham tentang konteks, maka anda paham yang saya
maksud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar