Senin, 09 Desember 2013

/66/
Pengalaman vs Pemikiran

Pada awalnya bapak menolak keputusanku untuk beternak ayam dalam skala besar. Bapak lebih memilih memelihara dalam skala kecil sekadar untuk memanfaatkan sisa rumah makan. Selain itu, bapak selalu "nyacat" terhadap apa yang aku lakukan. Bapak berpendapat dengan memaparkan segala resiko dan kesulitan yang potensial aku temui. Pada intinya bapak hampir sama sekali tidak mendukung. Hal itu pula yang membuatku hampir patah semangat. Sosok yang seharusnya menjadi motivasi utamaku ternyata jauh dari ekspektasi.

Aku merasa maklum dengan berbagai argumen bapak. Mungkin juga, bapak belum sadar bahwa aku sudah dewasa dan memiliki pemikiran yang mungkin bapak sendiri tak pernah memikirkannya. Akhirnya aku memilih mohon dukungan pada ibu dan pacar. Rupanya mereka memahami jalan pikiranku. Berbekal dukungan itu pula aku terus melaju.

Pada akhirnya setelah bapak menyadari bahwa aku serius dan upayaku untuk menetaskan telur berhasil. Bapak mulai mendukung. Bahkan, bapak mulai bisa memahami jalan pikiranku.

Bagi kalian, mungkin pengalamanku ini biasa saja. Namun, ada sedikit hal penting yang mungkin bisa kalian renungkan. Pertama, sebagai orang tua, ada baiknya selalu mendukung apa yang dilakukan anaknya ketika itu dalam jalur positif. Bukan malah "nyacat". Masalah hasil akhir dan kerugian finansial, itu perkara nanti. Banyak anak yg tersesat pada lajur negatif karena dia tidak punya media yang positif untuk menuangkan pemikirannya. Dan mungkin, ketika anda sebagai orang tua menyadari bahwa anak anda terjerat kegiatan negatif, ketika itu pula kerugian yang anda dapatkan lebih besar dibanding dengan modal awal yang anda berikan untuk memfasilitasi anak anda dalam jalur positif. Pada sisi ini, aku merasa bapakku gagal memerankan fungsinya dengan baik.

Kedua, ketika anda sudah merasa dewasa, merasa bahwa anda mampu bertanggung jawab penuh atas apa yang anda lakukan, maka lakukanlah. Tunjukkan dan buktikan! Tuhan mungkin akan maklum dan tidak akan menggolongkan perlawanan terhadap orang tua ini sebagai sebuah kedurhakaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar