/19/
Sabtu
baru saja dimulai, tepatnya 45 menit berjalan. Namun, lapar ini mulai
mengikis kehangatan malam. Satu dus snack sisa selamatan kelahiran
ponakan menjadi harapan terakhir lapar ini tertunda. Ya, demikianlah
kiranya, mengingat di meja makan hanya tersisa sepiring bubur yang sama
sekali aku tak suka.
Lalu bagaimana dengan dahaga? Aku rasa,
aku tak perlu segelas air putih atau secangkir kopi hangat. Itu bukan
karena aku sang ular. Tapi, semua lebih karena ini hari sabtu, hari di
mana senyummu menjadi pelepas dahaga kerinduan yang satu minggu
tertatahan. Bersiaplah, mulailah bersolek sejak dalam mimpimu. Dengan
begitu, ketika matamu mulai terbuka dan kau sadar, kau sudah terlihat
makin cantik. Begitu juga aku, aku akan mulai menyisir rambutku
menjelang aku lelap. Hingga sudah dapat kupastikan, aku sudah tampan
meski tak lagi tersadar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar