Jumat, 19 Oktober 2012

/19/
Sabtu baru saja dimulai, tepatnya 45 menit berjalan. Namun, lapar ini mulai mengikis kehangatan malam. Satu dus snack sisa selamatan kelahiran ponakan menjadi harapan terakhir lapar ini tertunda. Ya, demikianlah kiranya, mengingat di meja makan hanya tersisa sepiring bubur yang sama sekali aku tak suka.

Lalu bagaimana dengan dahaga? Aku rasa, aku tak perlu segelas air putih atau secangkir kopi hangat. Itu bukan karena aku sang ular. Tapi, semua lebih karena ini hari sabtu, hari di mana senyummu menjadi pelepas dahaga kerinduan yang satu minggu tertatahan. Bersiaplah, mulailah bersolek sejak dalam mimpimu. Dengan begitu, ketika matamu mulai terbuka dan kau sadar, kau sudah terlihat makin cantik. Begitu juga aku, aku akan mulai menyisir rambutku menjelang aku lelap. Hingga sudah dapat kupastikan, aku sudah tampan meski tak lagi tersadar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar