BILINGUALISE
vs MULTILINGUALISME
Oleh Rahmat
Hidayat, S.Pd.
A. Bilingualisme
dan Multilingualisme
Bahasa memiliki peran
penting terhadap sekelompok masyarakat. Kondisi masyarakat yang majemuk
mengakibatkan setiap kelompok masyarakat berbicara dengan bahasa berbeda.
Banyak negara di dunia ini mengenal lebih dari dua macam bahasa. Misalnya, Perancis,
India, Kanada, Nigeria, dan Indonesia. Ada banyak negara yang secara linguistik
terpilah-pilah sehingga setiap anak menjadi dwibahasawan
(bilingual) atau anekabahasawan
(multilingual) (Sumarsono, 2012:164).
Sebagai contoh berikut
ilustrasi yang memberikan gambaran masyarakat dwibahasawan.
Pilar adalah anak yang dilahirkan dari latar belakang orang tua bersuku
Jawa. Dalam kesehariannya, bahasa Jawa digunakannya untuk berinteraksi dengan
orang tua dan tetangga. Dengan demikian, ia berbahasa ibu bahasa Jawa. Ketika
bersekolah ia mulai mengenal bahasa Indonesia dan sejak itu ia mulai mahir
berbahasa Indonesia.
Ilustrasi tersebut terjadi
dalam konteks wilayah Indonesia. Setiap anak yang bahasa pertamanya bukan
bahasa Indonesia berpotensi menjadi bilingual. Terlebih di Indonesia yang
memiliki sejumlah bahasa daerah tertentu menyebabkan kemungkinan besar setiap
orang adalah bilingual. Hal itu sesuai dengan asumsi Edward (1994:55) bahwa
tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak tahu beberapa kata dalam
sebuah bahasa selain bahasa ibu.
Lalu apa bilingual itu? Berdasarkan kamus Webster
(1961) bilingual didefinisikan sebagai ‘memiliki atau menggunakan dua bahasa
terutama karena diucapkan dengan karakteristik penutur asli, orang yang menggunakan
dua bahasa terutama karena kebiasaan dan dengan kontrol. Sementara itu, Kamal K
Sridhar (melalui Sandra dan Nancy, 2009:47) mengatakan bahwa istilah bilingual
dan multilingual telah digunakan secara bergantian dalam literatur untuk
merujuk pada pengetahuan atau penggunaan lebih dari satu bahasa oleh seorang
individu atau komunitas.
Ada beberapa jenis masyarakat multilingual. Grosjean
(melalui Sandra dan Nancy, 2009:48) menyebutkan dua jenis masyarakat
multilingual, yaitu prinsip teritorial multilingualisme dan prinsip
personalitas. Prinsip teritorial multilingualisme mengacu pada keseluruhan
bangsa adalah multibahasa tetapi tidak semua individu multibahasa. Sementara
prinsip personalitas menyatakan bahwa bilingualisme adalah kebijakan negara dan
sebagian besar individu adalah multibahasa.
B. Alasan
Lahirnya Multilingualisme
Bagaimana sebuah masyarakat dapat menjadi
multilingual? Tentu saja ada beberapa faktor yang mendasarinya. Faktor yang
paling jelas menyebabkan multilingualisme masyarakat adalah migrasi (Sidhar
melalui Sandra dan Nancy (2009:48). Ketika penutur bahasa menetap selama
bertahun-tahun di daerah tempat bahasa lain digunakan dan terus mempertahankan
bahasa mereka sendiri maka penutur tersebut menjadi multilingual.
Penyebab lain multilingualisme masyarakat adalah
kontak budaya. Ketika masyarakat mengimpor dan mengasimilasi lembaga kebudayaan
masyarakat lain selama bertahun-tahun, mungkin multilingualisme pun terwujud.
Alasan ketiga menurut Sidhar melalui Sandra dan Nancy (2009:48) adalah aneksasi
dan kolonialisme. Di samping itu, ada pula alasan lain seperti ketergantungan
komersial, ilmu pengetahuan, dan teknologi dari penutur bahasa tertentu ke
penutur bahasa lain.
SUMBER REFERENSI
Edward, John. 2003. Multilingualism. London: Routledge
Mckay, Sandra Lee dan Nancy H Hornberger. 2009. Sociolinguistics and Language Teaching. London:
Cambridge University Press.
Mckay, Sandra Lee dan Nancy H Hornberger. 2010. Sociolinguistic and Language Education. London:
Cambridge University Press.
Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar