Selasa, 11 Juni 2013

KETERKAITAN ETNISITAS DAN JARINGAN SOSIAL DENGAN BAHASA

/55/

KETERKAITAN ETNISITAS DAN JARINGAN SOSIAL DENGAN BAHASA
Oleh Rahmat Hidayat, S.Pd.

A.Hakikat Etnisitas
Waters (1990) mengungkapkan bahwa pada umumnya orang menghubungkan etnisitas dengan perbedaan berdasarkan asal negara, bahasa, agama, makanan dan penanda budaya lainnya, dan hubungan ras untuk pembedaan  berdasar penampilan fisik. Dapat dikatakan bahwa etnis merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan karakteristik budaya, bahasa, dan penampilan fisik tetapi memiliki perbedaan identitas dengan sekelompok orang yang lain.
Thomas dan Wareing (2007:136) menyebutkan dua konsep yang banyak digunakan dalam pembahasan kelompok etnis yakni “etnis mayoritas” dan “etnis minoritas”. Etnis mayoritas adalah kelompok budaya yang berperan dominan dalam mempengaruhi infrastruktur-infrastruktur dalam sebuah negara. Dengan kata lain, kelompok ini adalah pemegang kekuasaan sosial dan politik. Sementara itu, etnis minoritas mengacu pada kelompok etnis yang kekuasaan sosial dan politiknya kecil atau tidak ada sama sekali.
Thomas dan Wareing (2007:137) menegaskan bahwa keyakinan-keyakinan yang dibentuk oleh etnis mayoritas dianggap sebagai sesuatu yang normal/wajar. Di lain sisi, segala sesuatu yang berbeda dari etnis mayoritas akan dianggap atipikal/ tidak wajar atau nyeleneh. Hal itu pun tampak pada penggunaan bahasa etnis mayoritas dan minoritas. Etnis mayoritas sering menggunakan bahasa yang menekankan sifat “beda” dari etnis minoritas. Akan tetapi, etnis minoritas pun dapat membedakan diri mereka dari etnis mayoritas dalam hal penggunaan bahasa (Thomas dan Wareing, 2007:152).
Ketika orang termasuk dalam kelompok yang sama, mereka sering berbicara dengan bahasa sama. Namun ada banyak kelompok berbeda dalam sebuah komunitas, sehingga setiap individu dapat berbagi fitur linguistik dengan berbagai pembicara lain. Beberapa fitur linguistik tersebut mengindikasikan status sosial seseorang. Ada juga petunjuk untuk penanda etnis seseorang. Setiap individu memanfaatkan semua sumber daya ini ketika mereka sedang membangun identitas sosialnya (Holmes, 2001:175).

B. Penggunaan Bahasa Sebagai Penanda Identitas Etnis
Etnis minoritas di suatu negara selalu berusaha untuk membedakan diri mereka dari etnis mayoritas. Contohnya, etnis minoritas tetap menggunakan bahasa asli mereka yang berbeda dengan bahasa resmi yang digunakan etnis mayoritas. Tentu saja, etnis mayoritas ada yang tidak setuju sehingga muncullah label negatif tentang penggunaan bahasa minoritas. Berikut ini akan dipaparkan status bahasa Afrika Amerika Vernakular Inggris atau bahasa Ebonik (bahasa khas kulit hitam) di Amerika dan British Black English di negara Inggris.
1.      Amerika Afrika Vernakular Inggris
Dalam buku Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan karya Thomas dan Wareing (2007:152) dijelaskan bahwa pada tahun 1990 ada kira-kira 30 juta orang Afro-Amerika di AS (sekitar 12% dari total populasi). Sebanyak 80-90 persen kalangan Afro-Amerika ini diperkirakan menggunakan jenis bahasa Ebonics (dari kata “ebony” yang berarti “hitam” dan “phonics” yang berarti suara. Selain itu, Ebonics juga dikenal sebagai African American Vernacular English (AAVE, bahasa sehari-hari (vernakular) dari kalangan Afro-Amerika).
Dialek AAVE ini memiliki sejumlah fitur yang tidak terjadi dalam standar utama Amerika Inggris, dan lain-lain yang terjadi sangat jauh lebih sering dalam variasi standar. Tindakan linguistik berbeda ini sebagai simbol etnisitas (Holmes, 2001:177). Mereka mengekspresikan banyak rasa kekhasan budaya Afrika Amerika.
Ada banyak kalangan masyarakat Eropa-Amerika dan bahkan kalangan Afro-Amerika yang menganggap bahasa Ebonik bukanlah bahasa yang normal/wajar. Penyebabnya adalah ebonik sebagai varian dari bahasa Inggris memiliki perbedaan dengan bahasa Inggris standar di Amerika. Bahkan banyak yang memandang bahasa Ebonik/AAVE ini sebagai bahasa Inggris yang “rusak” atau penuturnya dianggap “bodoh, tidak berpendidikan.”
AAVE terdengar terutama di kota-kota utara di Amerika Serikat. Salah satu fitur yang paling khas adalah tidak lengkapnya kata kerja kopula be dalam beberapa konteks sosial dan linguistik. Dalam kebanyakan konteks tuturan, pembicara bahasa Inggris standar menggunakan bentuk kata kerja be dipersingkat atau dikurangi. Dengan kata lain, orang tidak biasa mengatakan She is very nice tetapi She’s very nice. Mereka mengurangi atau menyingkat is to s.

African American Vernacular English
American Standard English
She very nice
He a teacher
That my book
The beer warm
She’s very nice
He’s a teacher
That’s my book
The beer’s warm

Secara jelas dapat disimpulkan bahwa tata bahasa AAVE memiliki beberapa fitur yang tidak terjadi dalam tata bahasa orang Amerika putih. Namun, ada banyak fitur bahasa Inggris yang digunakan oleh kelompok-kelompok sosial ekonomi rendah di Amerika Serikat yang juga terjadi pada AAVE. Pada umumnya pembicara AAVE hanya menggunakan fitur ini lebih sering daripada orang Amerika putih (Thomas dan Wareing,2007:158).

2.      British Black English
Di Inggris, cara etnis minoritas yang berbeda dalam berbicara bahasa Inggris sering sekali memiliki kekhasan sama. Bahasa Inggris etnis yang berbicara bahasa minoritas seperti Gujarat, Punjabi, dan Turki pada umumnya memberi sinyal latar belakang etnisnya. Dan orang-orang India atau Afrika asal Karabia menggunakan batasan varietas, tergantung pada tempat mereka tinggal di Inggris dan berapa lama keluarga mereka telah tinggal di Inggris. Mereka yang lahir di Inggris Raya biasanya digambarkan sebagai anggota kelompok masyarakat kulit hitam Inggris dan sebagian besar berbicara variasi bahasa kreol Jamaika sama baiknya dengan variasi bahasa Inggris.
            Variasi bahasa Kreol Jamaika yang digunakan oleh orang kulit hitam Inggris dikenal sebagai Patois. Orang Jamaika di London, misalnya adalah variasi London Patois. Variasi tersebut berasal dari bahasa Kreol Jamaika, tetapi memiliki sejumlah fitur yang membedakannya dari variasi Jamaika.
Contoh:
Polly adalah seorang remaja kulit hitam Inggris yang tinggal di Midlands Barat. Orang tuanya datang ke Inggris dari Jamaika pada tahun 1963 untuk mencari pekerjaan. Meskipun Ibu Polly memiliki pendidikan baik di Jamaika, satu-satunya pekerjaan yang mampu ia temukan di Dudley adalah membersihkan kantor pada malam hari. Ayah Polly bekerja di pabrik tetapi sekarang dia dipecat dan telah menganggur selama hamper dua tahun. Mereka tinggal di lingkungan yang didominasi orang hitam dan hampir semua teman Polly adalah orang kulit hitam muda. Polly dan orang tuanya mendatangi gereja Pentekostal lokal. Kakaknya juga menghadirinya, tapi ia telah berhenti sejak ia keluar sekolah

C.  Jaringan sosial
Jaringan dalam sosiolinguistik mengacu pada pola hubungan informal orang yang terlibat secara teratur (Holmes, 2000:184). Ada dua istilah yang telah terbukti sangat berguna untuk menggambarkan berbagai jenis jaringan – kepadatan dan kompleksitas. Kepadatan mengacu pada apakah anggota jaringan seseorang berhubungan satu sama lain. Apakah teman-teman Anda mengenal satu sama lain secara independen? Jika demikian jaringan Anda memenuhi kepadatan. Hubungan mengenal dan berinteraksi secara teratur dengan sesama teman Tom, sama baiknya dengannya. Jelas bahwa Tom milik jaringan padat. Berikut ini ilustrasi tentang jaringan sosial yang dimiliki oleh Tom.
Contoh:
Tom tinggal di Ballymacarrett, daerah timur protestan dari Lagan sungai di Belfast. Dia berumur 18 tahun dan bekerja sebagai pekerja magang di galangan kapal. Dia mendapatkan pekerjaan melalui Paman Bob dan Ia memiliki sepupu Mike yang bekerja di tempat sama. Ia dan Mike tinggal di jalan yang sama dan hampir setiap malam mereka minum bir bersama-sama setelah bekerja. Mereka juga menjalankan disko dengan dua temannya, Jo dan Gerry, dan itu berarti bahwa beberapa malam dalam seminggu mereka melakukan perjalanan melintasi kota untuk tampil di tempat yang berbeda.

Cara Tom dan sepupunya berbicara merefleksikan fakta bahwa mereka milik sebuah komunitas pekerja kecil yang hubungannya erat. Laki-laki yang bekerja dengannya dan campur dengan pekerjaan di luar hubungan dan juga tetangga, mereka semua berbicara sama. Pola yang dicatat pada bagian sebelumnya menunjukkan bahwa sebagai anggota dari kelas pekerja, mereka akan cenderung menggunakan bentuk yang lebih vernankular disbanding kelompok sosial lainnya. Tom dan temannya menggunakan sejumlah besar bentuk tuturan vernankular.
Mereka sering menghapus th [   ] pada mother dan brother, dan mengucapkan man dengan [mo:n], dan map dengan [ma:p]. Sebaliknya orang-orang dalam komunitas Tom yang tidak memiliki bagian lebih dalam kekerabatan, tetangga dan jaringan kerja-yang lebih marginal- cenderung berbicara kurang ‘luas’. Misalnya, Sandy, seorang laki-laki yang hidup di tepi Ballymacarret bekerja sebagai pegawai negeri. Dia datang dari Irlandia Selatan dan tidak memiliki keluarga di Belfast. Ia melihat orang seperti Tom hanya sesekali di pub. Dia tidak benar-benar bagian erat dari para lelaki Ballymacarret dan tuturannya mengungkapkan hal ini. Ia menggunakan bentuk vernankular jauh lebih sedikit daripada Tom dan Mike.
Plexity adalah ukuran dari berbagai jenis orang yang terlibat dalam transaksi dengan individu yang berbeda. Hubungan uniplex adalah salah satu tempat link dengan orang lain dalam satu bidang. Anda dapat dikaitkan dengan orang lain misalnya hanya karena Anda bekerja bersama, mungkin Anda bermain badminton bersama dan tidak pernah bertemu dalam konteks lain. Jika sebagian besar transaksi dalam komunitas adalah dari jenis jaringan ini, akan ditandai sebagai uniplex. Hubungan multiplex sebaliknya, melibatkan interaksi dengan lainnya sepanjang beberapa dimensi. Jika sebagian besar transaksi dalam komunitas seperti itu, jaringan akan dianggap multiplex. Jaringan Tom adalah multiplex karena orang-orang yang bekerja dengannya, juga merupakan teman di pub, relasi, dan tetangga.
Tidak mengherankan bahwa tuturan orang harus mencerminkan jenis jaringan yang dimiliki. Orang yang berinteraksi dengan kita adalah salah satu pengaruh penting pada tuturan. Ketika ada orang yang bergaul dengan kita secara teratur memiliki kelompok homogen, biasanya kita akan berbicara sama dengan kelompok tersebut. Siapa yang berbicara dengan kita dan yang mendengarkan secara teratur adalah pengaruh penting pada cara kita berbicara.

SUMBER REFERENSI
Holmes, Janet. 2001. An Introduction to Sociolinguistics. London: Pearson.
Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar